Kalau
di Jawa ada Gunung Salak yang disebut ramah pemula, di Sumatera Utara
ada Gunung Sibayak. Kedua gunung ini memiliki tinggi yang hampir sama,
sekitar 2200 meter di atas permukaan laut.
Sibayak
adalah gunung yang terletak di Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara.
Termasuk ke dalam jenis stratovolcano atau gunung berapi aktif namun
aman bagi siapa saja untuk mengunjunginya.
Nama
Gunung Sibayak sudah tidak asing lagi di telinga pegiat alam di
Sumatera Utara. Gunung ini juga biasa dijadikan sebagai gunung pertama
yang didaki oleh para pemula. Lalu, bagaimana caranya kita ke Gunung
Sibayak?
1. Tentukan kendaraanmu
Untuk
menuju Gunung Sibayak yang menghabiskan waktu tempuh sekitar 2 hingga 3
jam dari ibu kota Medan bisa menggunakan tiga pilihan kendaraan.
Pertama, menggunakan angkutan umum.
Untuk menggunakan angkutan umum maka bisa dapati dengan mudah di
Simpang Pos Medan yang berada di Jalan Jamin Ginting. Bus yang bisa
menjadi pilihan antara lain, Sinabung Jaya, Borneo, Murni, Sumatera
Transport (Sutra) tarifnya hanya 10 ribu rupiah, pastikan menggunakan
uang pas jangan lembaran uang di atas sepuluh ribu, maaf soalnya
keneknya agak nakal sih. Lalu turun di kota Berastagi dan melanjutkan
perjalanan ke kaki gunung Sibayak dengan menggunakan angkutan umum
sejenis angkot atau mikrolet bernama KAMA. Tarifnya juga 10 ribu
rupiah.
Kedua, bisa menggunakan mobil pribadi.
Mobil pribadi bisa dibawa naik hingga pos pertama Gunung Sibayak. Lalu
diparkir dan dititipkan di satu-satunya warung yang ada di pos pertama.
Biaya parkir sekitar 20-30 ribu rupiah. dari sini kamu harus berjalan
menuju kaki gunung Sibayak.
Ketiga, menggunakan sepeda motor.
Kendaraan ini bisa kita bawa hingga ke kaki gunung Sibayak. Di kaki
gunung ini atau di sekitaran helipad banyak sekali warung tenda biru
yang dibangun warga, menjual berbagai minuman penghangat dan mi instan.
Sepeda motor bisa dititipkan di setiap parkiran yang ada, tarif
parkirnya dimulai dari 15-20 ribu rupiah per sepeda motor. Dari sini
kamu melanjutkan trekking selama 45 menit hingga 1 jam ke puncak.
2. Mau naik kendaraan? Gunakan jalur pariwisata
Namanya
juga jalur wisata, bisa dilalui dengan kendaraan apa saja. Jalur wisata
menuju Gunung Sibayak terbagi atas dua. Pertama via kota Berastagi
kedua via Simpang Doulu. Keduanya terdapat angkot yang bisa membawamu
hingga ke pos pertama gunung Sibayak dengan tarif yang sama pula yaitu
10 ribu rupiah.
Untuk
mencapai jalur Bambu maka kamu harus ambil jalur wisata via Simpang
Doulu. Sedangkan jika kamu melalui jalur wisata via kota Berastagi maka
kamu harus membayar retribusi sebesar 4 ribu rupiah per orang dan
dicatat nama-nama yang melakukan perjalanan melalui jalur ini.
Melintasi
jalan beraspal hotmix di Desa Doulu, mata dimanjakan dengan hamparan
pertanian hortikultura seperti tomat, kubis/kol bunga, dan bawang prei
(bawang daun). Sayur-sayuran dari Desa di lembah Gunung Sibayak ini,
terutama bawang prei, dulu menjadi primadona ekspor ke Singapura, selain
untuk Kota Medan. Kabarnya, sejak tingginya penggunaan pestisida,
permintaan eskpor sayur-mayur dari desa seluas 3,50 km2 ini turun
drastis.
Jalan
lintas Desa Doulu menuju Desa Semangat Gunung sepanjang 4,5 km
juga telah ditetapkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karo sebagai jalan
wisata. Sebab selain menjadi jalur utama ke Taman Wisata Alam (TWA) dan
obyek wisata pemadian air panas Lau Debuk-debuk di Desa Doulu dan Desa
Semangat Gunung, juga merupakan salah satu lintasan bagi para pecinta
alam atau turis yang hendak mendaki Gunung Sibayak. Udara di desa ini
terasa sejuk. Berada di ketinggian 1.300-1.400 meter di bawah permukaan
laut (dpl), temperatur udara cenderung berada di antara 16-17 derajat
celcius. Melintasi jalan selebar 4-5 meter ini, pelancong yang
mengendarai mobil akan dikutip retribusi Rp 7.000 di pintu masuk TWA
Desa Doulu.
Dari
Desa Doulu menuju Desa Semangat Gunung, jalan wisata terus menanjak.
Desa Semangat Gunung merupakan kampung terujung di kaki Gunung Sibayak.
Dari desa ini, air Sungai (Lau) Petani mengalir ke lembah Sibayak di
Desa Doulu yang topografinya berbentuk cekung. Fungsi hidrologi hutan
Sibayak menjadi penopang utama kebutuhan warga terhadap air bersih yang
langsung bersumber dari mata air. Lau Petani yang mengairi pertanian
penduduk juga merupakan hulu dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Deli.
Sungai Deli sendiri merupakan sungai utama yang membelah Kota Medan dan
menjadi sumber air baku bagi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Tirtanadi.
Seperti
Desa Doulu, pertanian juga menjadi mata pencaharian utama penduduk Desa
Semangat Gunung. Di perkampungan inilah proyek PLTP Sibayak eksisting.
Selain lokasi sumur produksi PLTP Sibayak milik PT Pertamina Geothermal,
di batas akhir Desa Semangat Gunung juga telah berdiri kokoh bangunan power plant (pembangkit
listrik) PT Dizamatra Powerindo, mitra operasi Pertamina yang mengolah
uap panas bumi menjadi energi listrik. Gedung pembangkit listrik PT
Dizamatra dengan lahan seluas 1,2 hektar di punggung bukit eks hutan
alam itu berseberangan dengan lokasi sumur panasbumi SBY-A. Dari titik
inilah, pintu masuk menuju lokasi proyek SBY-B dan SBY-D. Kondisi jalan
tambang yang membelah kawasan Tahura Bukit Barisan ini juga sudah cukup
mulus dengan aspal hotmix.
Sebelum Medan Bisnis menyusuri
jalan tambang ini, posisi spidometer mobil “disetel“ ke angka nol,
untuk mengukur panjang jalan di kawasan lindung yang dibuka PT Pertamina
Gothermal sejak sepuluh tahun silam.
Lintasan
khusus jalan tambang ini dimulai dari lokasi sumur panasbumi SBY- A di
ujung Desa Semangat Gunung menuju lokasi sumur panasbumi SBY- B yang
jaraknya kurang lebih 2 km menjorok ke dalam hutan. Tak ada tanda
larangan masuk bagi masyarakat umum, sekalipun di sepanjang jalan sudah
terpasang pipa-pipa raksasa yang menyalurkan gas panas bumi dari lokasi
sumur produksi (up stream) SBY-B ke lokasi mesin generator (down stream) di SBY-A.
Dari
SBY- B yang berada di tengah hutan, perjalanan dilanjutkan menembus
kedalaman hutan sepanjang hampir 2 km hingga bertemu dengan persimpangan
jalur wisata Tahura yang menjadi batas wilayah Desa Semangat
Gunung-Desa Jaranguda. Persimpangan inilah yang menjadi titik awal
tanjakan berat dan berliku sejauh hampir 1 km menuju lokasi sumur
panasbumi SBY- D.
Tapi karena jalan mulus, mobil yang ditumpangi Medan Bisnis bisa
melintasi jalanan terjal menanjak dengan tikungan-tinkungan tajam dan
tebing yang curam hingga mencapai lokasi eks sumur panasbumi SBY- D.
Tak ada kesulitan berarti sekalipun di sebuah tikungan patah roda mobil
yang ditumpangi sempat terpatar oleh tumpukan batu-batu kerikil dari
ruas jalan yang terkelupas. Beruntung pula, longsor yang menumbangkan
sebuah pohon besar di salah satu tikungan di mulut jurang tak sampai
menutup badan jalan. Tak jelas, sejak kapan longsor itu terjadi.
Perjalanan
dari SBY- A sampai ke SBY- D yang berjarak kurang lebih 5 km memerlukan
waktu tempuh setengah jam pada kecepatan 30 km per jam. Mobil memang
harus melaju pelan dan hati-hati, terutama mulai lintasan SBY- B, karena
jalan yang berliku dan menanjak dengan sesekali melintas di sisi
jurang. Dari referensi peta kehutanan, SBY-B juga sudah masuk dalam
kawasan Tahura Bukit Barisan
Dalam
surat perjanjian pinjam pakai kawasan hutan yang dikantunginya, PT
Pertamina Geothermal mendapat restu membuka hutan lindung seluas 2,653
hektar di SBY-D dan membuka hutan untuk lintasan kendaraan atau
mobilisasi alat berat menuju lokasi SBY- D sepanjang 2,32 km. Angka ini
tak terpaut jauh dengan catatan spidometer mobil yang ditumpangi Medan Bisnis dari dari SBY- B ke SBY- D, yakni sekitar 2,6 km.
Dalam
aturan mainnya, jalan tambang dan non tambang yang dibuka di kawasan
hutan hanyalalah bersifat sementara. Dari penelusuran dokumen peraturan
kehutanan yang dihimpun Medan Bisnis, pada masa berlakunya izin
pinjam pakai kawasan hutan untuk PT Pertamina Geothermal, ada aturan
main yang harus dipatuhi dalam mengelola jalan eks tambang. Dalam
Kepmenhut No 146/Kpts-II/1999 tentang Pedoman Reklamasi Bekas Tambang
dalam Kawasan Hutan, perusahaan pertambangan dan energi diwajibkan
melindungi dan mengamankan kawasan hutan yang dipinjam pakai dan
menghutankan kembali (revegetasi) jalan tambang dan jalan non tambang
setelah izin pinjam pakai selesai. Aturan main ini menguatkan UU No 11
Tahun 1967 dan Keputusan Menteri Pertambangan Energi No
1211.K/008/M.PE/1995 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Perusakan dan
Pencemaran Lingkungan pada Kegiatan Pertambangan Umum. Itu artinya,
untuk mencegah terjadinya perubahan peruntukan, jalan tambang di kawasan
lindung itu harus dikembalikan kepada fungsinya semula sebagai kawasan
hutan.
Menurut
Kepala Desa Semangat Gunung Kamsenadi Surbakti, jalan tambang yang
dibuka Pertamina Geothermal awalnya merupakan jalan tikus ke hutan desa,
yang hanya dilalui beberapa warga yang kebanyakan berladang markisa di
pinggiran hutan.
“Setelah
dibuka dan diperlebar Pertamina, jalan itu bisa dilalui kendaraan roda
empat. Tapi saat itu belum lagi beraspal. Saya yang meminta Pemkab Karo
untuk mengaspal jalan itu dengan dana APBD,” ungkap Kamsenadi.
Alasan
Pemkab Karo menyetujui pengaspalan jalan itu, kata Kamsenadi, untuk
membuka isolasi Desa Semangat Gunung dengan Desa Jaranguda menjadi jalan
wisata alternatif ke kota wisata Brastagi sekaligus akses jalan untuk
memasarkan hasil bumi.
Maka,
jadilah jalan tambang di kawasan lindung Tahura Bukit Barisan itu
terbuka untuk umum. Pertamina sendiri—yang merintis pembukaan jalan
itu—tidak bersungguh menjalankan amanat Kepmenhut 146/1999 yang
mewajibkan pemegang kuasa pertambangan melakukan upaya perlindungan dan
pengamanan atas kawasan hutan yang dipinjam pakai. Inilah, satu lagi
dosa Pertamina Geothermal.
Tapi,
menurut Kabid Teknologi Lingkungan Bapedalda Sumut Rosdiana Simarmata,
perubahan fungsi jalan itu juga merupakan dosa Pemerintah Kabupaten
Tanah Karo. Pasalnya, untuk menggunakan jalan di kawasan lindung
Tahura, bukan saja harus seizin menteri, tapi juga harus ada
amdal. “Sekalipun panjangnya hanya dua kilometer, kalau di kawasan
lindung pembukaan jalan harus ada amdal. Itu diatur dalam Permen
Lingkungan Hidup Nomor 11/2006,” tegasnya menyesalkan pengabaian dampak
lingkungan yang justru dilakukan oleh pejabat pemerintah.
Perlunya
amdal dalam pembukaan jalan di kawasan lindung untuk mencegah
adanya kepentingan-kepentingan lain di luar upaya pelestarian hutan
seperti perambahan untuk perladangan dan illegal logging(pembalakan liar), cukup beralasan.
Buktinya,
begitu jalan proyek tambang geothermal di kawasan lindung Tahura Bukit
Barisan disulap menjadi jalan umum (jalan wisata), sepanjang kawasan
lindung itu kini terjadi perambahan hutan.
3. Jalur Bambu, trek yang cocok untuk pemula
Buat
kamu yang ingin merasakan sedikit mendaki melalui trek yang cocok bagi
pemula maka bisa menjajal jalur Bambu. Untuk mencapai jalur bambu ini
kamu harus menggunakan jalur wisata terlebih dahulu dengan
menggunakan angkot hingga sampai ke pemandian Air Panas Debuk-debuk.
Tidak
disarankan membawa kendaraan pribadi karena melalui jalur ini tidak
disediakan lahan parkir, juga tidak ada pendataan nama-nama pendaki yang
memasuki kawasan hutan. Jadi kalau kamu tiba-tiba hilang di jalur ini
maka tidak akan ada yang tahu kecuali keluargamu melapor ke polisi.
Jalur bambu menghabiskan waktu 4 jam perjalananan menanjak dan sedikit
‘bonus’.
4. Selain jalur bambu bisa juga via jalur 54
Mau
menjajal jalur yang lebih panjang dari jalur bambu dan sedikit lebih
ekstrim? Jalur 54 jawabannya. Jalur ini terbuka di pinggir jalan dekat
tempat wisata Penatapan. Kamu bisa membawa kendaraan pribadi lalu
dititipkan di lahan parkir milik warung-warung yang berjajar di
sepanjang wilayah penatapan.
Juga
bisa mengendarai bus-bus yang disebutkan sebelumnya. Sama seperti jaur
bambu, tidak ada pendataan nama pendaki yang memasuki wilayah hutan
sehingga cukup berbahaya jika kamu hendak mendaki melalui jalur ini
tanpa memberitahukan keluarga maupun kerabat dekat. Perjalanan via jalur
54 memakan waktu 5 jam.
Karena
medannya yang tidak begitu sulit maka siapa saja bisa berwisata ke
puncak gunung Sibayak hanya dalam satu hari. Namun bagi kamu yang ingin
mendirikan tenda dan menikmati suasa camping juga bisa dilakukan di
sekitar kawah gunung Sibayak. Tapi ingat! Jangan pernah sepelekan alam
walau saya bilang medannya tidak begitu sulit tetaplah waspada dan
persiapkan fisik dan mental kemanapun kita pergi.
No comments:
Post a Comment